Page

Total Tayangan Halaman

Selasa, 26 Februari 2013

Bab 1 Revisi RECIPROCITY NORM DALAM KERANGKA PEMIKIRAN ETIKA AYN RAND


UNIVERSITAS INDONESIA

RECIPROCITY NORM DALAM KERANGKA PEMIKIRAN ETIKA AYN RAND

ADAM AZANO SATRIO
0906522861        

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI S1 ILMU FILSAFAT

DEPOK
 DESEMBER 2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar belakang
Etika sebagai cabang filsafat yang membahas tentang baik dan buruk suatu perbuatan, selama ini selalu menjadi bahan perbincangan yang tak akan pernah habisnya. Ajaran filsafat baratpun selalu mencoba untuk membongkar apakah sebenarnya perbuatan baik bagi manusia? Dalam pembahasan etika, pada umumnya selalu membuat dua kutub dalam baik atau buruknya perbuatan manusia, yaitu deontology dan di kutub lainnya adalah consequentialism. Kedua teori ini menekankan dua hal berbeda tentang perbuatan baik. Jika dalam deontology yang menjadi landasan utama adalah pelaksanaan unsur kewajiban, maka pada consequentialism yang menjadi landasan utama adalah unsur hasil dari suatu perbuatan.[1]
Impian etika yang selama ini dibangun, disadari ataupun tidak, ingin membangun sebuah peradaban yang bersifat altruism. Ide tersebut dibangun oleh Auguste Comte, yang memimpikan tiap - tiap manusia bisa berbuat baik kepada sesamanya dengan mengorbankan self interest pribadi, sehingga peradaban bisa maju. Ide tersebut dikritik secara keras oleh Ayn Rand yang mempopulerkan kembali pembahasan etika yang berlandaskan self interest. Etika Ayn Rand yang sering disebut sebagai etika objektifis beranggapan bahwa hal yang baik bagi tiap orang adalah perbuatan yang menguntungkan self interest bagi dirinya, dan mampu meminimalisir segala hal yang mampu merugikan self interestnya, sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang merugikan self interest bagi dirinya. Dalam teori ini tidak adanya hal yang dinamakan altruism kerena setiap perbuatan baik yang dilakukan agen moral tidak boleh ada hal yang bersifat sacrifice didalamnya.

Ketika kita mempersoalkan masalah etika objektifis penulis ingin menarik masalah ini menjadi lebih radikal dan praktis dengan mengaitkannya dengan perbuatan menolong orang lain. Sebagaimana kita ketahui seringkali dalam permasalahan self interest Ayn Rand menekankan bahwa tiap manusia pastilah mengejar keuntungan yaitu pemenuhan keinginan pribadi (self interest) dan menjadi tidak rasional jika kita memikirkan self interest orang lain. Ketika orang lain tersebut telah gagal untuk mendapatkan self interesnya selalu ada tendensi bahwa tidak adanya kewajiban atau lebih buruk lagi ada pelarangan sang agen moral untuk membantunya karena adanya tiga argumentasi, yaitu jika membantu orang tersebut sama saja dengan merendahkannya, orang tersebut gagal atas kesalahannya sendiri, atau membantu orang tersebut sama saja dengan merugikan diri sendiri baik secara aktual ataupun kesempatan yang bisa kita peroleh dari tidak membantu orang tersebut
Penulis ingin menggunakan pemikiran Ayn Rand tentang etika objektifis untuk menganalisa fenomena membantu orang lain. Perbuatan menolong seperti meminjamkan buku pada orang yang membutuhkan, membiayai anak untuk berkuliah, menghibur seorang teman yang sedang kehilangan anggota keluarga, dan lain – lain,  merupakan hal yang sering kita rasakan dan lakukan sehari – hari. Fenomena perbuatan menolong orang lain tersebut yang seringkali dianggap mayoritas orang perbuatan remeh dan tidak pantas dijadikan bahan kajian akademis, namun penulis berkeyakinan bahwa perbuatan menolong orang tidak sesederhana itu dan bisa dikaji secara filosofis untuk menunjukan konsekuensi dari perbuatan menolong orang lain.
Secara umum, fenomena menolong dibagi menjadi teori – teori  menolong seperti social exchange theory ,reciprocity norm, teori behaviorisme, teori empati dan teori evolusi, namun teori menolong yang ingin penulis kaji dengan menggunakan kerangka pikir etika Ayn Rand pada saat ini adalah reciprocity norm. Penulis memilih teori tersebut untuk menunjukan bahwa menolong tidak sesederhana perbuatan altuisme, serta menunjukan bahwa perbuatan menolong memiliki konsekuensi yang hebat dalam kerangka pikir etika Ayn Rand.
Reciprocity norm atau norma timbal balik menyatakan bahwa kita harus mencoba membalas suatu perbuatan dengan balasan yang setimpal apa yang telah diberikan oleh orang lain kepada kita. Jika ada seseorang yang menolong kita maka sebagai balasannya kita harus menolongnya. Jika ada orang yang mengirimkan hadiah ulang tahun, maka kita seharusnya mengingat tanggal lahirnya dengan sebuah hadiah untuknya. Begitu pula jika ada pasangan yang mengundang kita ke acara pesta, kita juga semestinya mengundang mereka mengikuti pesta yang kita selenggarakan. Semua itu menunjukkan norma timbal balik dimana kita merasa wajib untuk membalas budi, hadiah, undangan dan yang lainnya di masa mendatang.
Reciprocity norm atau norma bolak balik inilah yang menjadi objek kajian yang akan dianalisa melalui etika objektifisme milik Ayn Rand.

1.2.      Rumusan Masalah                                    
Rumusan-rumusan masalah yang didapatkan dari analisis filosofis di dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa permasalahan etika objektifis milik Ayn Rand dalam persoalan memberikan pertolongan terhadap orang lain?
2.      Bagaimana menjelaskan konsep pertolongan berlandaskan teori reciprocity norm?
3.      Bagaimana hasil analisa teori reciprocity norm menggunakan kerangka pikir etika objektifisme milik Ayn Rand?
1.3.Kerangka Teori  
            Pemikiran Ayn Rand digunakan untuk asumsi dasar penelitian ini adalah segala hal tentang kemampuan dan perbuatan baik hanya bisa ditransaksikan secara sukarela atau dengan “compromise”.
“A compromise is an adjustment of conflicting claims by mutual concessions. This means that both parties to a compromise have some valid claim and some value to offer each other. And this means that both parties agree upon some fundamental principle which serves as a base for their deal. It is only in regard to concretes or particulars, implementing a mutually accepted basic principle, that one may compromise. For instance, one may bargain with a buyer over the price one wants to receive for one’s product, and agree on a sum somewhere between one’s demand and his offer. The mutually accepted basic principle, in such case, is the principle of trade, namely: that the buyer must pay the seller for his product. But if one wanted to be paid and the alleged buyer wanted to obtain one’s product for nothing, no compromise, agreement or discussion would be possible, only the total surrender of one or the other.” Rand, Ayn. (1964).[2]
Dikarenakan teks tersebut, maka kita bisa menemukan pernyataan implisit bahwa tidak mungkin adanya seseorang yang akan membantu orang lain, jika orang tersebut tidak memberikan manfaat langsung bagi dirinya.
Konsep inilah yang penulis ambil menjadi landasan pemikiran untuk menganalisa teori menolong yang disebut dengan reciprocity norm.

1.4.      Metode penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian hermeneutika. Dengan menggunakan buku-buku dari Ayn Rand, seperti The Virtue Of Selfishness dan For The New Intellectual. Penulis menafsirkan teks-teks di dalam buku tersebut untuk menganalisis teori etika objektifisme dan keterkaitannya dengan teori reciprocity norm. Di luar buku karangan Ayn Rand sendiri, Penulis mengambil buku seperti hasil karya K.Bertens, yakni Etika dan juga buku-buku dari penulis lainnya yang dapat menunjang penulisan ini. Skripsi dan tesis yang ditulis oleh mahasiswa/mahasiswi Universitas Indonesia yang membahas pemikiran etika objektifis Ayn Rand juga turut menunjang penulisan ini serta berbagai pengetahuan yang didapatkan dari media massa elektronik, yakni internet.
1.5.      Tujuan penelitian
1.      Menjelaskan etika objektifis milik Ayn Rand dalam persoalan memberikan pertolongan terhadap orang lain.
2.      Menjelaskan konsep pertolongan berlandaskan teori reciprocity norm.
3.      Menjelaskan hasil analisa teori reciprocity norm menggunakan kerangka pikir etika objektifisme milik Ayn Rand.
1.6.      Pernyataan Tesis
Reciprocity norm sebagai teori menolong dapat meningkatkan self interest sang agen moral dalam kerangka pikir etika Ayn Rand.
1.7.      Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri dari 5 bab, yaitu :

BAB I                         PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Kerangka Teori
1.4. Metode Penelitian
1.5. Thesis Statement
1.6. Tujuan Penelitian
1.7. Sistematika Penulisan


BAB II            PEMIKIRAN ETIKA AYN RAND
2.1.Introduksi
2.2.Riwayat Singkat Ayn Rand
2.3.Latar Belakang Pemikiran Ayn Rand
2.4. Konsep Etika Objektifis Ayn Rand
2.4.1.      Self Interest
2.4.2.      Morality
2.4.3.      Sacrifice
2.4.4.      Compromise
2.4.5.      Helping
2.5.Simpulan Bab

BAB III          SOCIAL EXCHANGE THEORY DAN RECIPROCITY NORM

3.1.Introduksi
3.2.Penjelasan reciprocity norm
3.3.Simpulan Bab

BAB IV          ARGUMENTASI BAHWA RECIPROCITY NORM DAPAT MENGINGKATKAN SELF INTEREST SANG AGEN MORAL DALAM KERANGKA PIKIR ETIKA AYN RAND

4.1.Argumentasi
4.2.Simpulan Bab

BAB V PENUTUP

5.1.Evaluasi
5.2.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Rand, Ayn. (1964). The Virtue of Selfishness. USA : The Penguin Group
Bertens, K. (2007). Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


[1]  Lebih jelasnya lihat K.Bertens dalam karyanya Etika (2007). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

[2] Rand, Ayn. (1964). The Virtue of Selfishness. USA : The Penguin Group. hlm 64

Tidak ada komentar:

Posting Komentar