Page

Total Tayangan Halaman

Rabu, 13 Februari 2013

Contoh Bab 1 (Proposal)


UNIVERSITAS INDONESIA


MAKSIMALISASI PENCAPAIAN SELF INTEREST AGEN MORAL DENGAN MEMBERIKAN BANTUAN PENCAPAIAN TERHADAP SELF INTEREST ORANG LAIN DALAM KERANGKA PEMIKIRAN ETIKA AYN RAND


ADAM AZANO SATRIO
0906522861
                                                                

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI S1 ILMU FILSAFAT
DEPOK
 DESEMBER 2012


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar belakang
Etika sebagai cabang filsafat yang membahas tentang baik dan buruk suatu perbuatan, selama ini selalu menjadi bahan perbincangan yang tak akan pernah habisnya. Ajaran filsafat baratpun selalu mencoba untuk membongkar apakah sebenarnya perbuatan baik bagi manusia? Dalam pembahasan etika, pada umumnya selalu membuat dua kutub dalam baik buruknya perbuatan manusia, yaitu deontology dan di kutub lainnya adalah consequentialism. Kedua teori ini menekankan dua hal berbeda tentang perbuatan baik. Jika dalam deontology yang menjadi landasan utama adalah pelaksanaan unsur kewajiban, maka pada consequentialism yang menjadi landasan utama adalah unsur hasil dari suatu perbuatan.[1]
Impian etika yang selama ini dibangun, disadari ataupun tidak, ingin membangun sebuah peradaban yang bersifat altruisme. Ide tersebut dibangun oleh Aguste Comte, yang memimpikan ketika setiap manusia bisa berbuat baik kepada sesamanya dengan mengorbankan self interest pribadi, sehingga peradaban bisa maju. Ide tersebut dikritik secara keras oleh Ayn Rand yang mempopulerkan kembali pembahasan etika yang berlandaskan self interest. Etika egoisme, beranggapan dimana hal yang baik bagi tiap orang adalah perbuatan yang menguntungkan self interest bagi dirinya, dan mampu meminimalisir segala hal yang mampu merugikan self interestnya, sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang merugikan self interest bagi dirinya. Dalam teori ini tidak adanya hal yang dinamakan altruism kerena setiap perbuatan pasti ada tujuan bagi seseorang, serta berbuat altruis sama saja merendahkan kemampuan orang lain.
Ketika kita mempersoalkan masalah etika egoisme penulis ingin menarik masalah ini menjadi lebih radikal dengan mengaitkannya tentang permasalahan kesempatan untuk mengaktualisasikan self interestnya. Sebagaimana kita ketahui seringkali dalam permasalahan self interest Ayn Rand menekankan bahwa tiap manusia pastilah mengejar keuntungan yaitu pemenuhan (self interest) keinginan dirinya sendiri, namun bagi penulis ketidaklengkapan dalam permasalahan etikanya adalah Ayn Rand tidak menyadari bahwa tidaklah tiap orang mampu mengaktualisasi dirinya untuk mendapatkan keinginannya jika tidak ada kesempatan yang diberikan secara setara.
Dapat kita bayangkan dalam kerangka pikir Ayn Rand bahwa tiap orang berhak mengejar kebahagiaan bagi dirinya sendiri, dan merupakan yang aneh jika kita memberikan insentif untuk kebahagiaan yang lain, karena dengan kata lain kita merendahkannya. Penulis ingin menunjukan bahwa bagi individu, teori etika milik Ayn Rand tidak akan bisa mendapatkan kemaksimalannya dalam mendapatkan self interest sang agen moral, jika tidak adanya bantuan kepada orang lain untuk meningkatkan kesempatanya mendapatkan self interest orang tersebut.
Penulis ingin memodifikasi pemikiran Ayn Rand tentang egoisme, dengan menunjukan bahwa kita masih perlu memikirkan persoalan orang lain dan memberikan bantuan dengan memberi kesempatan pada mereka untuk mengejar self interest mereka dan hal tersebut berhubungan dengan peningkatan maksimal self interest pribadi.
Etika egoisme yang diusung oleh Ayn Rand selalu menekankan kebaikan kehidupan hanya ada jika kita memfokuskan self interest pribadi, dan menjadi tidak rasional jika kita memikirkan self interest orang lain. Ketika orang lain tersebut telah gagal untuk mendapatkan self interesnya selalu ada tendensi bahwa tidak adanya kewajiban sang agen moral untuk membantunya karena adanya dua argumentasi, yaitu jika membantu orang tersebut sama dengan merendahkannya, atau membantu orang tersebut sama saja dengan merugikan diri sendiri baik secara aktual ataupun kesempatan yang bisa kita peroleh dari tidak membantu orang tersebut (opportunity cost).[2]
 Penulis berargumen penyebab tidak perlunya kita memberikan bantuan kita kepada orang lain, dikarenakan tidak disadari bahwa adanya potensi yang dimiliki orang yang kita bantu tersebut dimasa depan, atau dengan kata lain tidak sadarnya ada opportunity benefit.
Oleh karenanya penulis berargumen bahwa, kita masih perlu memikirkan dan memberikan bantuan terhadap self interst orang lain dan hal tersebut dapat meningkatkan kesempatan agen moral untuk memperoleh self interestnya.
1.2.      Rumusan Masalah
Rumusan-rumusan masalah yang didapatkan dari analisis filosofis di dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa kelemahan etika egoisme Ayn Rand dalam hubungan memberikan bantuan terhadap self interst orang lain?
2.      Bagaimana menjelaskan konsep bantuan berlandaskan kesetaraan kesempatan dan opportunity benefit yang ditawarkan penulis?
3.      Bagaimana pembuktian secara rasional, bahwa pemberian bantuan terhadap self interest individu lain mampu memberikan peningkatan terhadap self interest sang agen moral?
1.3.Kerangka Teori  
            Pemikiran Ayn Rand menggunakan asumsi dasar, bahwa segala hal tentang kemampuan dan perbuatan baik hanya bisa ditransaksikan secara sukarela atau dengan “compromise”.
“A compromise is an adjustment of conflicting claims by mutual concessions. This means that both parties to a compromise have some valid claim and some value to offer each other. And this means that both parties agree upon some fundamental principle which serves as a base for their deal. It is only in regard to concretes or particulars, implementing a mutually accepted basic principle, that one may compromise. For instance, one may bargain with a buyer over the price one wants to receive for one’s product, and agree on a sum somewhere between one’s demand and his offer. The mutually accepted basic principle, in such case, is the principle of trade, namely: that the buyer must pay the seller for his product. But if one wanted to be paid and the alleged buyer wanted to obtain one’s product for nothing, no compromise, agreement or discussion would be possible, only the total surrender of one or the other.” Rand, Ayn. (1964).[3]
Dikarenakan teks tersebut, maka kita bisa menemukan pernyataan tersirat bahwa tidak mungkin adanya seseorang yang akan membantu orang lain, jika orang tersebut tidak memberikan manfaat bagi dirinya.
Hal inilah yang ingin penulis kritik, tentang adanya kenyataan bahwa tidak tiap orang memiliki kesempatan untuk menunjukan kemampuan dirinya untuk melakukan transaksi tersebut jika tidak didukung oleh orang lain. Secara praktis hal inilah yang menyebabkan etika egoisme mendapatkan argument agar tidak membantu orang lain untuk mendapatkan self interestnya. Serta disadari ataupun tidak dengan tidak memberikan bantuan kepada orang lain bisa jadi sang agen moral akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri.
Penulis ingin memodifikasi pemikiran tersebut dengan memasukan kerangka pikir ekonomi tentang “opportunity cost” dan menunjukan bahwa masih diperlukannya pemikiran menolong orang lain karena adanya kemungkinan orang tersebut akan berguna bagi kepentingan pribadi dimasa akan mendatang.
1.4.      Metode penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian hermeneutika. Dengan menggunakan buku-buku dari Ayn Rand, seperti The Virtue Of Selfishness. Penulis menafsirkan teks-teks di dalam buku tersebut untuk menganalisis teori etika egoisme. Di luar buku karangan Ayn Rand sendiri, Penulis mengambil buku seperti hasil karya K.Bertens, yakni Etika dan juga buku-buku dari penulis lainnya yang dapat menunjang penulisan ini. Skripsi dan tesis yang ditulis oleh mahasiswa/mahasiswi Universitas Indonesia yang membahas pemikiran etika Ayn Rand juga turut menunjang penulisan ini serta berbagai pengetahuan yang didapatkan dari media massa elektronik, yakni internet.



1.5.      Tujuan penelitian
1.      Menjelaskan kelemahan etika egoisme Ayn Rand dalam persoalan memberikan bantuan terhadap pemenuhan self interst orang lain.
2.      Menjelaskan konsep bantuan kesetaraan kesempatan dan opportunity benefit yang ditawarkan penulis.
3.      Memberikan argumentasi secara rasional, bahwa pemberian bantuan terhadap self interest individu lain mampu memberikan peningkatan terhadap self interest sang agen moral?
1.6.      Pernyataan Tesis
Maksimalisasi pencapaian self interest agen moral dengan memberikan bantuan pencapaian terhadap self interest orang lain dalam kerangka pemikiran etika Ayn Rand.
1.7.      Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri dari 5 bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Kerangka Teori
1.4. Metode Penelitian
1.5. Thesis Statement
1.6. Tujuan Penelitian
1.7. Sistematika Penulisan
BAB II PEMIKIRAN ETIKA AYN RAND
        2.1. Riwayat singkat Ayn Rand
        2.2. Konsep etika Egoisme Ayn Rand
               2.2.1. Compromise

BAB III KETIDAKSETARAAN KESEMPATAN
3.1.  Penjelasan konsep ketidaksetaraan kesempatan
3.2.  Penyebab adanya ketidaksetaraan kesempatan
                   
BAB IV ARGUMENTASI PERLUNYA PEMBERIAN INSENTIF KESEMPATAN
1.1.  Argumentasi adanya “opportunity benefit
1.2.  Argumentasi bahwa membantu orang lain untuk memperoleh self interestnya dapat membantu agen moral untuk memperoleh self interest.

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
 DAFTAR PUSTAKA
Rand, Ayn. (1964). The Virtue of Selfishness. USA : The Penguin Group
Bertens, K. (2007). Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.



[1]  Lebih jelasnya lihat K.Bertens dalam karyanya Etika (2007). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

[3] Rand, Ayn. (1964). The Virtue of Selfishness. USA : The Penguin Group. hlm 64

Tidak ada komentar:

Posting Komentar