Page

Total Tayangan Halaman

Minggu, 30 September 2012

The First Reason Principle


The First Reason Principle
Prinsip Reasoning                                                                  
Ada sebuah intuisi manusia untuk mengaitkan suatu hal dengan hal lainnya,sehingga sering memperoleh suatu kesimpulan. Hal itulah yang menyebabkan kita bisa mengambil kesimpulan jika di satu ruangan terlihat ada kaca jendela pecah dan tergeletak batu diruangan tersebut, kita berkesimpulan bahwa ada seseorang yang melempar kaca tersebut dengan batu dari luar ruangan. Kebiasaan kita tak hanya berhenti sampai sekitar masalah kausalitas saja, tetapi bisa berlanjut ke hal - hal lainnya. Pola pikir reasoning tersebut memiliki unsur - unsur yang berhubungan tentang bagaimana kita memandang hal yang dianggap diluar kita yaitu, things, events, dan propotition.
Unsur - unsur pemikiran tersebut dirangkum oleh Aristotales dengan syarat - syarat utama agar reasoning manusia yang sahih.
Pertama kita akan membahas prinsip identitas, prinsip ini muncul karena sesuatu yang ada pasti memiliki sesuatu yang melekat dalam dirinya sehingga hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari dirinya.
Yang kedua kita akan membahas mengenai prinsip non-kontradiksi, prinsip ini merupakan hal yang sama yang tidak bisa dari keduanya menjadi benar secara bersamaan dan menjadi salah dalam waktu bersamaan. Dalam prinsip tersebut terjadi ketidak sesuaian karena sebuah proposisi dpaksakan pada sebuah keadaan yang sama.
            Yang ketiga kita menemukan apa yang dinamakan dengan prinsip eksklusi tertii (principium exclusi tertii), prinsip ini berlandaskan dari apa yang ada dalam sebuah proposisi namun tidak ada kejelasan sehingga tidak ada kemungkinan mengenai untuk kemungkinan yang ketiga. (Tertium datur non:. Ketiga tidak disediakan). Prinsip ini menyudahi sesuatu tanpa memenuhi dan memunculkan kemungkinan yang lain.
            Dalam yang keempat ada yang dikatakan dengan Prinsip alasan menjadi (prinsip kejelasan), prinsip ini berkaitan dengan apa yang dimengerti oleh akal manusia dan sebagai obyek pemikiran dapat dijelaskan hanya melalui ontically menjadi, sehingga tidak dapat diidentifikasi dengan non-being. Setiap makhluk memiliki alasan keberadaannya baik dalam dirinya sendiri atau sesuatu yang lain.
Selanjutnya adalah sebuah Prinsip finalitas, dalam prinsip ini terdapat sebuah  agent dari Setiap tindakan untuk mengakhiri dari fenomena yang terjelaskan. Prinsip ini menjelaskan bagaimana suatu fenomena tersebut terjelaskan dengan secara final sehingga tak memunculkan sesuatu dikemudiannya.
            Kemudian kita akan membahas prinsip kausalitas, prinsip yang sangat terkenal dan sering menjadi sesuatu yang mudah kita gunakan dalam menjelaskan suatu fenomena. Prinsip kausalitas atau sebab akibat ini didasarkan pada apa yang diyakini bahwa tak ada sesuatu yang terjadi secara tiba – tiba. Fenomena tidak ada yang secara tiba – tiba terjadi dan menjadi, dalam prinsip ini selalu ada sebab dari akibat yang terjadi dari sebuah fenomena yang berlangsung.  
 Things, Event, dan Propotition
Disaat kita membahas suatu things, reasoning kita secara intuitif mengambil beberapa pertanyaan intuitif yang menghasilkan kesimpulan intuitif pula, yang tetap memiliki landasan dari syarat utama di atas. Saat kita melihat things berupa “x”, kita mempertanyaan apa itu “x”, dan mengetahui jika “x” tersebut adalah “x”, dan jika kita mengatakan “x” sama dengan “y”,”w”,ataupun “z” maka kita tak bisa mengetahui apa “x” tersebut, dan jika mengatakan bahwa “x” itu sama dengan non – “x” maka kesemuanya itu akan jatuh dalam kesimpulan yang absurd,  dan aneh tidak secara logis tetapi juga intuitif. Selain itu pola pemikiran kita akan mempertanyakan tentang darimana asal mula “x”, dan apa tujuan adanya “x”.
Ketika kita mengatakan event, secara intuitif kita menyadari jika suatu kejadian “a” menyebabkan “b”, maka hal tersebut akan terasa ganjil jika terjadi “a” tetapi tidak terjadi “b” melainkan “r”, karena kita mengenal adanya prinsip prinsip diatas tersebut, dan selain itu menurut aristotales persoalan event ini mengijinkan adanya sebab musabab adanya suatu keharusan tentang tujuan “a” menyebabkan “b”.
Dalam hal propotition kita dapat mengetahui secara pasti penggunaan prinsip ini dengan tujuan pencarian kesimpulan. Semua proposisi yang diberikan selama memenuhi syarat -syarat diatas akan menghasilkan kesimpulan yang hasilnya sahih, seperti
Semua “q” adalah “w”
Semua “w” menyebabkan “z”
Maka, “q” menyebabkan “z”
            Semua prinsip di atas tersebut mengijinkan kita untuk mengambil kesimpulan secara sahih dan benar serta bisa dipertanggung jawabkan secara logis dan tidak berakhir pada kesimpulan yang absurd.
Kesimpulan
            Prinsip – prinsip reasoning, yang diambil dari teori Aristotales, merupakan suatu sistemasi yang rigid tentang bagaimana kebiasan reasoning kita bekerja, sehingga mengijinkan kita untuk mengambil kesimpulan secara sahih tak hanya dalam akademis tetapi juga kehidupan sehari - hari, selain itu kita dapat mengetahui kadar kualitas argumen seseorang menggunakan prinsip – prinsip reasoning tersebut, sehingga dapat kita adu secara rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar