Page

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 24 Desember 2011

Apakah Itu Deep Ecology?

UAS ETIKA LINGKUNGAN
Apakah Itu Deep Ecology?
Oleh, Adam Azano Satrio, 0906522861



Arnie Naaes adalah seorang filsuf Norwegia, yang pada tahun 2007 memberikan gagasan tentang suatu gerakan lingkungan, yang kemudian ia namakan dengan Deep Ecology. Deep Ecology sendiri berarti kesadaran mendalam dalam mengatur hidup selaras dengan alam sebagai sebuah kesatuan dalam arti luas.Benih benih pemahaman Deep Ecology sendiri sebenarnnya mulai muncul dari faham Spinoza tentang pantaeismenya, dimana kita harus menyadari bahwa kita berelasi dengan alam semesta sebab kita merupakan bagian dari dunia itu sendiri.

Deep ecology itu sendiri didasari oleh dua doktrin utama:

Doktrin pertama adalah adanya sebuah pengetahuan tentang dan berasal dari relasi secara menyeluruh dari berbagai sistem kehidupan di dunia, dan mereka secara yakin beranggapan bahwa ajaran tentang antroposentrisme merupakan ajaran yang benar - benar salah serta pencipta kerusakan pada alam ini. Walaupun kita mengetahui bahwa manusia adalah sesuatu yang unik serta dipilih oleh Tuhan, para ekosentris masih bersifat integral dengan sistem kehidupan, dimana mereka percaya bahwa manusia harus mengurangi dominasi dan mengambil posisi non-agresif pada bumi jika kita dan planet ingin terus bertahan.

            Doktrin kedua dari deep ecology adalah apa yang Arnie Naes sebut sebagai kebutuhan penyadaran diri manusia. Meskipun di sini kita masih  mengidentifikasi pohon, binatang, dan tamanan dengan ego manusia, yang terpenting adalah terciptanya whole ecosphere. Ini akan melibatkan perubahan radikal kesadaran dan membuat perilaku kita lebih konsisten dengan pengetahuan yang menceritakan kita akan kebutuhan untuk menjadi Being yang baik dalam kehidupan dunia. Jadi intinya kita tidak boleh melakukan hal-hal yang merusak planet, seperti kita tidak ingin memotong jari-jari kita, sebab kita sebagai manusia harus menyadari bahwa kita terkoneksi dengan berbagai Being di semesta ini.

Deep Ecology menolak pemikiran manusia modern terhadap lingkungan, karena mereka menggunakan konsep universal, bahwa konsep manusia pada umumnya adalah seperti laki-laki  putih bangsa eropa. Manusia modern mempercayai hanya ada satu jenis landasan kebenaran yaitu rasionalitas ilmiah analitik yang hanya dimiliki oleh manusia. Deep Ecology mengkritik bahwa patokan Being bukan semata- mata karena memiliki rasional yang menjadi fondasi absolut untuk klaim ilmiah dan politik. Semua hal yang dikritik oleh Deep Ecology terhadap manusia modern disebabkan ditonjolkan sisi ego mereka tanpa memperdulikan lingkungan sekitar mereka. Mereka terlalu sombong mengatakan mereka pusat kehidupan.

Banyak penganut ekofeminisme mendukung deep ecology. Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa yang menjadi masalah bukan sekedar antroposentrisme tetapi androsentrisme, yaitu yang berpusat pada laki-laki. Menurut mereka laki-laki harus bertanggung jawab karena hampir 10.000 tahun hidup berkuasa secara patriaki dengan menghancurkan bio sphere dan mengembangkan praktek otoritarial tak hanya kepada sosial tetapi juga lingkungan. Para penganut Deep ecology menyetujui bahwa paradigm patriarkilah yang harus bertanggungjawab terhadap eksploitasi terhadap wanita dan alam semesta. Tetapi yang dituntut oleh ecofeminisme adalah penghapusan penindasan bagi kaum perempuan dan menyerukan relasi sosial egalitarian. Deep ecology memandang bahwa solusi menyingkirkan patriarki tidak akan efektif mengatasi permasalahan, karena landasan berfikir tersebut tetap memiliki kecacatan yaitu, bisa dibayangkan sebuah masyrakat dengan relasi sosial egalitarian yang adil tetapi tetap menjadikan alam sebagai instrumental dan terus dieksploitasi.

            Deep Ecology pun tak lepas dari kritik. Murray Bookchin dengan pandangannya tentang Social Ecology mengatakan bahwa Deep Ecology lebih mengangkat egalitarian sosial. Deep Ecology juga gagal melihat otoritarianisme dan hirarki. Untuk membuktikan adanya hierarki, maka kita dapat melihat dalam kasus rasisme, seksisme, dan eksploitasi dunia ketiga, itu semua adalah penganiayaan kelompok marginal, dimana semuanya merupakan fenomena yang terjerat dalam satu landasan yang sama. Bookchin memaparkan kesemuanya itu adalah masalah nyata, dan mereka mendominasi secara sosial dan lingkungan. Mereka menyerukan manusia perlu mengganti struktur sosialnya. Kritik yang dimaksudkan bertujuan untuk untuk merubah paradigma berpikir secara radikal, berani melakukan suatu tindakan revolusioner dengan mengeliminasi otolitarianisme dan hirarki dalam tatanan masyarakat yang pada akhirnya akan mengakhiri krisis lingkungan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar