UNIVERSITAS INDONESIA
RECIPROCITY NORM
DALAM KERANGKA PEMIKIRAN ETIKA AYN RAND
ADAM AZANO SATRIO
0906522861
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI S1 ILMU FILSAFAT
DEPOK
DESEMBER 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Etika sebagai cabang filsafat yang
membahas tentang baik dan buruk suatu perbuatan, selama ini selalu menjadi
bahan perbincangan yang tak akan pernah habisnya. Ajaran filsafat baratpun
selalu mencoba untuk membongkar apakah sebenarnya perbuatan baik bagi manusia?
Dalam pembahasan etika, pada umumnya selalu membuat dua kutub dalam baik atau
buruknya perbuatan manusia, yaitu deontology
dan di kutub lainnya adalah consequentialism.
Kedua teori ini menekankan dua hal berbeda tentang perbuatan baik. Jika dalam deontology yang menjadi landasan utama
adalah pelaksanaan unsur kewajiban, maka pada consequentialism yang menjadi landasan utama adalah unsur hasil
dari suatu perbuatan.[1]
Impian etika yang selama ini
dibangun, disadari ataupun tidak, ingin membangun sebuah peradaban yang bersifat
altruism. Ide tersebut dibangun oleh
Auguste Comte, yang memimpikan tiap - tiap manusia bisa berbuat baik kepada
sesamanya dengan mengorbankan self
interest pribadi, sehingga peradaban bisa maju. Ide tersebut dikritik
secara keras oleh Ayn Rand yang mempopulerkan kembali pembahasan etika yang
berlandaskan self interest. Etika Ayn
Rand yang sering disebut sebagai etika objektifis beranggapan bahwa hal yang
baik bagi tiap orang adalah perbuatan yang menguntungkan self interest bagi dirinya, dan mampu meminimalisir segala hal yang
mampu merugikan self interestnya,
sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang merugikan self interest bagi dirinya. Dalam teori ini tidak adanya hal yang
dinamakan altruism kerena setiap
perbuatan baik yang dilakukan agen moral tidak boleh ada hal yang bersifat
sacrifice didalamnya.
Ketika
kita mempersoalkan masalah etika objektifis penulis ingin menarik masalah ini
menjadi lebih radikal dan praktis dengan mengaitkannya dengan perbuatan
menolong orang lain. Sebagaimana kita ketahui seringkali dalam permasalahan self interest Ayn Rand menekankan bahwa
tiap manusia pastilah mengejar keuntungan yaitu pemenuhan keinginan pribadi (self interest) dan menjadi tidak
rasional jika kita memikirkan self
interest orang lain. Ketika orang lain tersebut telah gagal untuk
mendapatkan self interesnya selalu ada tendensi bahwa tidak adanya kewajiban atau
lebih buruk lagi ada pelarangan sang agen moral untuk membantunya karena adanya
tiga argumentasi, yaitu jika membantu orang tersebut sama saja dengan
merendahkannya, orang tersebut gagal atas kesalahannya sendiri, atau membantu
orang tersebut sama saja dengan merugikan diri sendiri baik secara aktual
ataupun kesempatan yang bisa kita peroleh dari tidak membantu orang tersebut
Penulis ingin menggunakan pemikiran
Ayn Rand tentang etika objektifis untuk menganalisa fenomena membantu orang
lain. Perbuatan menolong seperti meminjamkan buku pada orang yang membutuhkan,
membiayai anak untuk berkuliah, menghibur seorang teman yang sedang kehilangan
anggota keluarga, dan lain – lain, merupakan
hal yang sering kita rasakan dan lakukan sehari – hari. Fenomena perbuatan
menolong orang lain tersebut yang seringkali dianggap mayoritas orang perbuatan
remeh dan tidak pantas dijadikan bahan kajian akademis, namun penulis
berkeyakinan bahwa perbuatan menolong orang tidak sesederhana itu dan bisa
dikaji secara filosofis untuk menunjukan konsekuensi dari perbuatan menolong
orang lain.
Secara umum, fenomena menolong dibagi
menjadi teori – teori menolong seperti social exchange theory ,reciprocity norm, teori behaviorisme, teori empati dan teori evolusi,
namun
teori menolong yang ingin penulis kaji dengan menggunakan kerangka pikir etika
Ayn Rand pada saat ini adalah reciprocity norm. Penulis memilih teori tersebut
untuk menunjukan bahwa menolong tidak sesederhana perbuatan altuisme, serta
menunjukan bahwa perbuatan menolong memiliki konsekuensi yang hebat dalam
kerangka pikir etika Ayn Rand.
Reciprocity
norm
atau norma timbal balik menyatakan bahwa kita harus mencoba membalas suatu
perbuatan dengan balasan yang setimpal apa yang telah diberikan oleh orang lain
kepada kita. Jika ada seseorang yang menolong kita maka sebagai balasannya kita
harus menolongnya. Jika ada orang yang mengirimkan hadiah ulang tahun, maka kita
seharusnya mengingat tanggal lahirnya dengan sebuah hadiah untuknya. Begitu
pula jika ada pasangan yang mengundang kita ke acara pesta, kita juga
semestinya mengundang mereka mengikuti pesta yang kita selenggarakan. Semua itu
menunjukkan norma timbal balik dimana kita merasa wajib untuk membalas budi,
hadiah, undangan dan yang lainnya di masa mendatang.
Reciprocity
norm
atau norma bolak balik inilah yang menjadi objek kajian yang akan dianalisa
melalui etika objektifisme milik Ayn Rand.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan-rumusan masalah yang
didapatkan dari analisis filosofis di dalam skripsi ini adalah sebagai berikut
:
1. Apa
permasalahan etika objektifis milik Ayn Rand dalam persoalan memberikan pertolongan
terhadap orang lain?
2. Bagaimana
menjelaskan konsep pertolongan berlandaskan teori reciprocity norm?
3. Bagaimana
hasil analisa teori reciprocity norm
menggunakan kerangka pikir etika objektifisme milik Ayn Rand?
1.3.Kerangka
Teori
Pemikiran Ayn Rand digunakan untuk asumsi dasar
penelitian ini adalah segala hal tentang kemampuan dan perbuatan baik hanya
bisa ditransaksikan secara sukarela atau dengan “compromise”.
“A
compromise is an adjustment of conflicting claims by mutual concessions. This
means that both parties to a compromise have some valid claim and some value to
offer each other. And this means
that both parties agree upon some fundamental principle which serves as a base
for their deal. It is only in regard to concretes or particulars, implementing
a mutually accepted basic principle, that one may compromise. For instance, one
may bargain with a buyer over the price one wants to receive for one’s product,
and agree on a sum somewhere between one’s demand and his offer. The mutually
accepted basic principle, in such case, is the principle of trade, namely: that
the buyer must pay the seller for his product. But if one wanted to be paid and
the alleged buyer wanted to obtain one’s product for nothing, no compromise,
agreement or discussion would be possible, only the total surrender of one or
the other.” Rand, Ayn. (1964).[2]
Dikarenakan teks tersebut, maka kita bisa menemukan pernyataan implisit
bahwa tidak mungkin adanya seseorang yang akan membantu orang lain, jika orang
tersebut tidak memberikan manfaat langsung bagi dirinya.
Konsep inilah yang penulis ambil menjadi landasan pemikiran untuk
menganalisa teori menolong yang disebut dengan reciprocity norm.
1.4. Metode penelitian
Penulis
menggunakan metode penelitian hermeneutika. Dengan menggunakan buku-buku dari
Ayn Rand, seperti The Virtue Of Selfishness dan For The New Intellectual. Penulis
menafsirkan teks-teks di dalam buku tersebut untuk menganalisis teori etika objektifisme
dan keterkaitannya dengan teori reciprocity
norm. Di luar buku karangan Ayn Rand sendiri, Penulis mengambil buku
seperti hasil karya K.Bertens, yakni Etika
dan juga buku-buku dari penulis lainnya yang dapat menunjang penulisan ini.
Skripsi dan tesis yang ditulis oleh mahasiswa/mahasiswi Universitas Indonesia
yang membahas pemikiran etika objektifis Ayn Rand juga turut menunjang penulisan
ini serta berbagai pengetahuan yang didapatkan dari media massa elektronik,
yakni internet.
1.5. Tujuan penelitian
1. Menjelaskan
etika objektifis milik Ayn Rand dalam persoalan memberikan pertolongan terhadap
orang lain.
2. Menjelaskan
konsep pertolongan berlandaskan teori reciprocity
norm.
3. Menjelaskan
hasil analisa teori reciprocity norm
menggunakan kerangka pikir etika objektifisme milik Ayn Rand.
1.6. Pernyataan Tesis
Reciprocity
norm sebagai
teori menolong dapat meningkatkan self interest sang agen moral dalam
kerangka pikir etika Ayn Rand.
1.7. Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri dari 5 bab,
yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Kerangka Teori
1.4.
Metode Penelitian
1.5.
Thesis Statement
1.6.
Tujuan Penelitian
1.7.
Sistematika Penulisan
BAB
II PEMIKIRAN ETIKA AYN RAND
2.1.Introduksi
2.2.Riwayat
Singkat Ayn Rand
2.3.Latar
Belakang Pemikiran Ayn Rand
2.4.
Konsep Etika Objektifis Ayn Rand
2.4.1. Self Interest
2.4.2. Morality
2.4.3. Sacrifice
2.4.4. Compromise
2.4.5. Helping
2.5.Simpulan
Bab
BAB
III SOCIAL EXCHANGE THEORY DAN RECIPROCITY
NORM
3.1.Introduksi
3.2.Penjelasan
reciprocity norm
3.3.Simpulan
Bab
BAB
IV ARGUMENTASI BAHWA RECIPROCITY NORM DAPAT MENGINGKATKAN SELF
INTEREST SANG AGEN MORAL DALAM KERANGKA PIKIR ETIKA AYN RAND
4.1.Argumentasi
4.2.Simpulan
Bab
BAB V PENUTUP
5.1.Evaluasi
5.2.Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
Bertens,
K. (2007). Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.